MAKALAH TENTANG
PUPUK KOMPOS
Disusun oleh :
1.
Abi
Rilo Pambudi
2. Acitia Prabawanto
3.
Deny
Kurniawan
4.
Dyah
Kurniatun
5.
Puspita
Della
SMA 1 BANTUL YOGYAKARTA
KELAS X A 1
SEMESTER GASAL 2013/2014
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
1.1.
Latar
Belakang.............................................................................................. 1
1.2.
Rumusan
Masalah......................................................................................... 1
1.3.
Tujuan........................................................................................................... 1
BAB
II PEMBAHASAN.......................................................................................... 2
2.1.
Pengertian
Kompos....................................................................................... 2
2.2.
Manfaat
Kompos.......................................................................................... 2-3
2.3.
Pengertian
starter kompos............................................................................. 3
2.4.
Metode
Dalam Membuat Pupuk Kompos.................................................... 3-4
2.5.
Proses
Pembuatan Kompos........................................................................... 4
2.6.
Kunci
Proses Pembuatan Kompos................................................................ 5
2.7.
Perubahan
yang Terjadi pada Pengomposan................................................ 5
BAB
III PENUTUP.................................................................................................. 6
3.1.
Kesimpulan................................................................................................... 6
BAB
IV DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 7
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Berdasarkan UU no 12 tahun 1992 pasal 20 ayat 2, yang berbunyi “pelaksanaan perlindungan
tanaman menjadi tanggug
jawab masyarakat dan pemerintah”, tersirat kewajiban seluruh lapisan
masyarakat untuk ikut aktif dalam menghasilkan tanaman budidaya yang
berkualitas bagus serta aman untuk dikonsumsi. Untuk menghasilkan tanaman
organik yang berkualitas maka perlu adanya perawatan yang serius seperti
pemberian pupuk kompos.
Dalam kehidupan
sehari-hari kita pasti menemukan sampah
yang ada di mana-mana. Setiap hari sampah selalu bertambah. Seiring waktu
sampah akan semakin menumpuk, maka dari itu kita harus bisa mengolahnya.
Ada banyak cara untuk
mengolah sampah, untuk mengolah sampah organik,
kita akan buat pupuk kompos
menggunakan sampah organik. Pupuk
kompos adalah pupuk yang dibuat dari
sampah organik. Pembuatan pupuk kompos ini tidak terlalu rumit, tidak
memerlukan tempat yang luas serta tidak menghabiskan banyak biaya. Kompos yang
dihasilkan dapat dimanfaatkan sendiri, tidak perlu membeli.
1.2.
Rumusan
Masalah
a. Apa
pengertian dari kompos ?
b. Apa
saja manfaat pupuk kompos ?
c. Apa
itu starter Kompos ?
d. Apa
saja metode dalam membuat kompos ?
e. Bagaimana
proses dalam membuat kompos ?
f. Apa
saja kunci proses pembuatan kompos ?
g. Apa
saja perubahan-perubahan yang terjadi pada pengomposan ?
1.3.
Tujuan
·
Mengetahui manfaat dari
pupuk kompos.
·
Mengetahui metode dalam
membuat kompos
·
Mengetahui perubahan-perubahan
yang terjadi dalam proses pengomposan
·
Mengetahui
kunci proses pembuatan kompos
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian
Kompos
Kompos adalah pupuk organik sebagai hasil dari proses biologi oleh aktivitas mikroorganisme decomposer ( bakteri
dan cacing) dalam menguraikan atau dekomposisi bahan organik menjadi humus.
Teknologi pengomposan sampah sangat beragam, baik
secara aerobik
maupun anaerobik,
dengan atau tanpa aktivator pengomposan. Aktivator pengomposan yang sudah
banyak beredar antara lain PROMI (Promoting Microbes), OrgaDec, SuperDec,
ActiComp, BioPos, EM4, Green Phoskko Organic Decomposer dan SUPERFARM
(Effective Microorganism)atau menggunakan cacing guna mendapatkan kompos
(vermicompost). Setiap aktivator memiliki keunggulan sendiri-sendiri.
Pengomposan secara aerobik paling banyak digunakan,
karena mudah dan murah untuk dilakukan, serta tidak membutuhkan kontrol proses
yang terlalu sulit. Dekomposisi bahan dilakukan oleh mikroorganisme di dalam bahan itu sendiri dengan bantuan udara.
Sedangkan pengomposan secara anaerobik memanfaatkan mikroorganisme yang tidak
membutuhkan udara dalam mendegradasi bahan organik.
Hasil akhir dari pengomposan ini merupakan bahan yang
sangat dibutuhkan untuk kepentingan tanah-tanah pertanian di Indonesia, sebagai
upaya untuk memperbaiki sifat kimia, fisika dan biologi tanah, sehingga produksi tanaman
menjadi lebih tinggi. Kompos yang dihasilkan dari pengomposan sampah dapat
digunakan untuk menguatkan struktur lahan kritis, menggemburkan kembali tanah
pertanian, menggemburkan kembali tanah petamanan, sebagai bahan penutup sampah
di TPA, eklamasi pantai pasca penambangan, dan sebagai media tanaman, serta
mengurangi penggunaan pupuk kimia.
Bahan baku pengomposan adalah semua material
orgaengandung karbon dan nitrogen, seperti kotoran hewan, sampah hijauan,
sampah kota, lumpur cair dan limbah industri pertanian.
Berikut disajikan bahan-bahan yang umum dijadikan bahan baku pengomposan.
2.2.
Manfaat
Pupuk Kompos
Kompos memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan
kandungan bahan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan
kandungan air tanah.
Kompos memiliki banyak manfaat
yang ditinjau dari beberapa aspek:
Aspek Ekonomi :
·
Menghemat biaya untuk transportasi
dan penimbunan limbah
·
Mengurangi volume/ukuran limbah
·
Memiliki nilai jual yang lebih
tinggi dari pada bahan asalnya
Aspek
Lingkungan :
·
Mengurangi polusi udara karena
pembakaran limbah dan pelepasan gas metana dari sampah organik yang membusuk
akibat bakteri metanogen di tempat pembuangan sampah
·
Mengurangi kebutuhan lahan untuk
penimbunan
Aspek bagi tanah/tanaman:
·
Meningkatkan kesuburan
tanah
·
Memperbaiki struktur dan
karakteristik tanah
·
Meningkatkan kapasitas penyerapan
air oleh tanah
·
Meningkatkan aktivitas mikroba tanah
·
Meningkatkan kualitas hasil panen
(rasa, nilai gizi, dan jumlah panen)
·
Menyediakan hormon dan vitamin bagi
tanaman
·
Menekan pertumbuhan/serangan
penyakit tanaman
·
Meningkatkan retensi/ketersediaan
hara di dalam tanah
2.3.
Pengertian
Starter Kompos
Mikro
organisme dekomposer (yang terdiri dari bakteri pengurai, mikroba pengurai
lainnya) yang telah diisolasi yang digunakan untuk mempercepat proses
dekomposisi bahan organik. Contohnya adalah OrgaDec , Stardec ,
EM-4, Harmony,
Fix-up plus, Tricoderma ,MOL (Mikro Organisme Lokal)
2.4.
Metode Dalam
Membuat Pupuk Kompos
Wind Row Sistem
Windrow sistem adalah proses pembuatan kompos yang paling sederhana dan paling
murah. Bahan baku kompos ditumpuk memanjang , tinggi tumpukan 0.6 sampai
1 meter, lebar 2-5 meter. Sementara itu panjangnya dapat mencapai 40 – 50
meter.
Untuk mengatur temperatur, kelembaban dan oksigen, pada windrow sistem ini, maka dilakukan proses pembalikan secara periodik Inilah secara
prinsip yang membedakannya dari sistim pembuatan kompos yang lain. Kelemahan dari sistim Windrow ini adalah memerlukan areal lahan yang cukup
luas.
Aerated Static Pile
Secara prinsip proses komposting ini hampir sama, dengan windrow sistim, Dalam
sistim ini dipasang pipa yang dilubangi untuk mengalirkan udara. Udara
ditekan memakai blower. Karena ada sirkulasi udara, maka tumpukan bahan
baku yang sedang diproses dapat lebih tinggi dari 1 meter.
Proses itu sendiri diatur dengan pengaliran oksigen. Apabila temperature terlalu tinggi, aliran oksigen dihentikan, sementara apabila temperatur
turun aliran oksigen ditambah.
Karena tidak ada proses pembalikan, maka bahan baku kompos harus dibuat
sedemikian rupa homogen sejak awal. Dalam pencampuran harus terdapat
rongga udara yang cukup. Bahan-bahan baku yang terlalu besar dan panjang
harus dipotong-potong mencapai ukuran 4 – 10 cm
In Vessel
Dalam sistim ini dapat mempergunakan kontainer berupa apa saja, dapat silo
atau parit memanjang. Karena sistim ini dibatasi oleh struktur kontainer,
sistim ini baik digunakan untuk mengurangi pengaruh bau yang tidak sedap
seperti bau sampah kota.
Sistim in vessel juga mempergunakan pengaturan udara sama seperti sistim Aerated
Static Pile. Sistim ini memiliki pintu pemasukan bahan kompos dan pintu
pengeluaran kompos jadi yang berbeda.
2.5.
Proses
Pembuatan Kompos
Proses
pengomposan akan segera berlansung setelah bahan-bahan mentah dicampur. Proses
pengomposan secara sederhana dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap aktif
dan tahap pematangan. Selama tahap-tahap awal proses, oksigen dan
senyawa-senyawa yang mudah terdegradasi akan segera dimanfaatkan oleh mikroba
mesofilik. Suhu tumpukan kompos akan meningkat dengan cepat. Demikian pula akan
diikuti dengan peningkatan pH kompos. Suhu akan meningkat hingga di atas 50o
- 70o C. Suhu akan tetap tinggi selama waktu tertentu. Mikroba yang
aktif pada kondisi ini adalah mikroba Termofilik, yaitu mikroba yang aktif pada
suhu tinggi. Pada saat ini terjadi
dekomposisi/penguraian bahan organik yang sangat aktif. Mikroba-mikroba di
dalam kompos dengan menggunakan oksigen akan menguraikan bahan organik menjadi
CO2, uap air dan panas. Setelah sebagian besar bahan telah
terurai, maka suhu akan berangsur-angsur mengalami penurunan. Pada saat ini
terjadi pematangan kompos tingkat lanjut, yaitu pembentukan komplek liat humus.
Selama proses pengomposan akan terjadi penyusutan volume maupun biomassa
bahan. Pengurangan ini dapat mencapai 30 – 40% dari
volume/bobot awal bahan.
2.6.
Kunci
Proses Pembuatan Kompos
1.
Memperoleh Campuran Bahan Baku Yang Benar
kombinasi campuran bakan baku yg memiliki C /
N rasio = 10 s/d 12. Dari hasil penelitian, telah diketahui bahwa
terdapat 2 (dua) parameter penting dalam menentukan pemilihan bahan baku,
yaitu:
1.Faktor kelembaban Bahan Baku
Kelembaban atau kandungan
air sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup mikro-organisme. Sebagian besar mikroorganisme tidak dapat hidup apabila
kekurangan air. Apabila kelembaban dibawah 40%, proses dekomposisi bahan
organik akan melambat. Apabila kelembaban dibawah 30 persen, proses dekomposisi
praktis akan terhenti. Akan tetapi, apabila
kelembaban > 60 persen, maka yang terjadi adalah keadaan anaerob
(tanpa oksigen), yang akan menyebabkan timbulnya aroma tidak sedap (masam).
2.
Faktor C / N ratio bahan baku
Seandainya jumlah Nitrogen
terlalu sedikit, maka populasi bakteri tidak akan optimal dan proses dekomposisi
kompos akan melambat.Kebalikannya, seandainya jumlah N terlalu banyak, akan
mengakibatkan pertumbuhan mikroba sangat cepat dan ini akan menyebabkan masalah
pada aroma kompos, sebagai akibat dari keadaan anaerobik.
2.7. Perubahan-perubahan yang Terjadi pada
Pengomposan
·
Hidrat arang (selulosa, hemiselulosa dll) diurai
mejadi CO2 & H2O
atau CH4 & H2
·
Zat putih telur diurai melalui amida-amida, asam2
amino, menjadi amoniak (NH3), CO2 dan H2O
·
Sebagian unsur hara ada yg diikat oleh jasad renik
& sebagian lagi dlm keadan bebas (tdk terikat) yg dpt tersedia bagi
tanaman. Namun unsur hara yg terikat jasad renik ini kemudian akan kembali
tersedia bagi tanaman ketika jasad renik tsb mati.
·
Ternyata unsur-unsur hara dari senyawa organik akan
terbebas menjadi senyawa an-organik sehingga tersedia di dalam tanah bagi
keperluan tanaman.
·
Lemak dan lilin diurai menjadi CO2 dan air.
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Dari makalah ini
dapat kami ambil kesimpulan:
·
Pembuatan
kompos dapat mengurangai sampah, sekaligus menguntungkan bagi kita. Kompos
memiliki manfaat dari berbagai aspek, yaitu : aspek ekonomi, aspek lingkungan,
& aspek tanah/tanaman.
·
Kompos adalah pupuk organik sebagai hasil dari proses biologi oleh aktivitas mikroorganisme decomposer ( bakteri
dan cacing) dalam menguraikan atau dekomposisi bahan organik menjadi humus.
·
Dalam mempercepat proses membuat
kompos maka diperlukan starter atau dekomposer.
·
Kunci
proses pembuatan kompos yang baik tergantung pada Faktor C / N ratio bahan baku dan Faktor kelembaban Bahan Baku
·
Didalam
proses pengomposan terjadi banyak perbuhan perubahan yang terjadi. Contohnya
adalah Lemak dan lilin diurai menjadi CO2 dan air.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
kasiono.files.wordpress.com/2010/01/kuliah-3-kompos.ppt
http://Kompos - Wikipedia bahasa
Indonesia, ensiklopedia bebas.htm
http://pupuk kompos makalah pupuk kompos.htm
http://edukasi sidesi makalah pembuatan pupuk kompos skala rumah
tangga.htm
http://Karya Ilmiah Biologi - Karya
Ilmiah _ isomwebs.net.htm